Makalah Bagian II
BAB III
ISI
Mekanisme
Bandwidth Management
Hampir sama seperti firewall, posisi Bandwidth
Management ada di tengah diantara Internet dan jaringan LAN.
Bisa bersifat Bridge maupun Routing.
Contoh
Incoming traffic (Ingress) tidak bisa dikontrol
Pengaturan bandwidth dilakukan pada outgoing traffic
(Egress)
Fungsi
Bandwidth Management
Fungsi bandwidth management di Mikrotik sudah include
di system RouterOS dengan dua metode :
·
Simple Queue : Implementasi termudah melakukan bandwith
management, dengan menu dan konfigurasi yang sederhana.
·
Queue Tree : Implementasi bandwidth management yang lebih
kompleks dan lebih fleksible untuk kondisi tertentu.
Disarankan untuk memilih salah satu metode supaya
proses BM tidak tumpang tindih.
Mekanisme
Antrian
Terdapat perbedaan lokasi antrian yang digunakan simple
queue maupun queue tree.Keduanya sama-sama memanfaatkan Memory RAM di router
sebagai buffer penampungan antrian paket data. Buffer antrian memiliki batas,
jika antrian paket data sudah memenuhi buffer maka paket data yang tidak
tertampung akan di Drop. Jika protocol nya TCP, paket yang di drop bisa dikirim
ulang
Destination
Ketika 2 limiter LAN dipasang maka secara default
kecepatan internet di kedua LAN tersebut sudah terlimit. Secara default Limiter
ke internet berpengaruh juga pada traffic yang menuju ke segmen LAN yang lain.
Perlu adanya limiter bypass yang mengatur bandwidth antar LAN.
Parameter Destination
Parameter
Destination digunakan untuk menetukan limitasi ke tujuan tertentu •
Dalam kasus ini
Dst diisikan dengan ip segmen LAN tujuan.
Urutan Rule Simple Queue
Urutan rule pada
simple queue sangat berpengaruh.Seperti
mengimplementasikanfirewall,
urutan rule di simple queue dibaca urut dari atas
ke bawah. Untuk
rule yang spesifik, (mis: bandwith ke tujuan tertentu)
diletakkan di
posisi atas supaya dijalankan terlebih dahulu. Dengan kata lain
rule paling atas
menjadi rule prioritas. Pastikan rule bypass ada di posisi di atas
rule lain yang
sifatnya general. Indikator urutan rule ada di sisi pojok kiri.
IMPLEMENTASI QUEUE TREE
Queue Tree merupakan
salah satu metode menjalankan Bandwith Management
dengan fleksibilitas
yang cukup tinggi. Seiring dengan fleksibilitasnya, metode
ini diarasa
terlalu kompleks. Untuk menjalankan Queue Tree, sebelumnya kita
harus membuat
Firewall Mangle. QueueTree tidak dapat berjalan tanpa mangle
BURST
Salah satu metode
implementasi dari Bandwidth Shaper.
Memungkinkan
memberikan alokasi bandwidth yang lebih besar (dengan syarat) :– Ketika ada
bandwidth sisa
– Ketika kondisi sesuai dengan
kriteria
Kriteria BURST
dikalkulasi dari 3 parameter : – Burst Limit – Burst Threshold – Burst Time
Contoh BURST
Max-limit=256kbps,
burst-time=16, burst-threshold=128kbps, burst-limit=512kbps.
Kalkulasi BURST
Pada awalnya, data
rate rata-rata dalam 16 detik terakhir adalah 0 kbps. Karena
data rate
rata-rata ini lebih kecil dari burst-threshold, maka burst dapat
dilakukan. Setelah
1 detik, data rate rata-rata adalah
(0+0+0+0+0+0+0+0+0+0+0+0+0+0+0+512)/16=32kbps,
masih lebih kecil dari
burst-threshold.
Burst dapat dilakukan.Untuk detik kedua, data rate rata-rata
adalah
(0+0+0+0+0+0+0+0+0+0+0+0+0+0+512+512)/16=64kbps. Demikian
pula untuk detik
ketiga, data rate rata-rata adalah
(0+0+0+0+0+0+0+0+0+0+0+0+0+512+512+512)/16=96kbps.
Setelah 4 detik,
tibalah pada saat
di mana data rate rata-rata lebih besar dari burst-threshold.
Burst tidak dapat
lagi dilakukan, dan data rate turun menjadi max-limit (256kbps)
Rumus BURST
Burst Limit :Burst Threshold = Burst Time : Client Burst
Max-limit=256kbps, burst-time=16,
burst-threshold=128kbps, burst-limit=512kbps. 128 / 512 * 16 = 4 detik
Jika
burst-threshold dibawah max-limit maka client hanya bisa burst satu kali, jika burstthreshold
di atas max-limit client bisa burst berkali-kali. • Rumus di atas hanya berlaku
pada kondisi awal ketika rata-rata penggunaan 0 bps
Proses Burst yang berat
Proses Burst
melakukan kalkulasi berdarakan 16 slot waktu :
– Burst-time=16s –
slot-waktu=1s
– Burst-time=32s–
slot-waktu=2s
– Burst-time=10s –
slot-waktu=0.625s
Router harus
mengingat penggunaan bandwidth real dari client selama16 slot waktu
Router harus
mengkalkulasi rata-rata penggunaan bandwidth real per 16 slot waktu
Burst Alternative
Mekanisme fitur
Burst semakin membebani processor ketika bandwidth yang dimanage bertambah
besar.
Mikrotik akhirnya
membuka metode baru yang sebelumnya tersembunyi yaitu metode Token Bucket
sebagai metode alternative dari Burst yang lebih sederhana
HTB – Hierarchical Token Bucket
Cara kerja Hirarki
pada HTB sudah banyak dibahas.
Mengenai Token
Bucket ini sendiri mungkin masih belum banyak dipublikasikan
Fungsi Token
Bucket sudah ada sejak dulu menjadi satu pada HTB.
Token Bucket Algorithm
Token Bucket
memiliki algoritma tersendiri untuk mengolah bandwidth di tiap satu rule queue.
sub-process pada
HTB Algoritma Token Bucket menggunakan analogi ticket/token yang bisa ditampung
pada sebuah buffer (Bucket)Token dihitung dalam satuan bytes per second
Sedangkan Bucket
adalah buffer yang dikalkulasi dari max-limit
Token Bucket Parameter
Token Rate –
dikalkulasi dari limitasi terbesar dalam satu rule queue :
– Limit-at (jika
limit-at lebih besar dari max-limit parent)
– Max-limit
– Burst-limit
(jika burst-limit aktif dan kondisinya diperbolahkan untuk burst) • Bucket
Capacity =
bucket-size * max-limit
– Dari dulu
parameter bucket-size dikunci pada nilai 0.1
Mulai versi 6.35
kita bisa mengatur parameter ini
Contoh Kalkulasi – default setting
Terdapat Queue : –
Queue simple add max-limit=20M/20M target=172.16.1.212/32 •
Kalkulasi
Bucket-capacity :
– bucket-size=0.1
– Max-limit=20M
– 0.1 * 20M = 2M
Dengan
bucket-capacity 2Mbit maka client bisa menyalurkan data 2Mbps tanpa ada
limitasi
Karena
bucket-capacity masih dibawah maxlimit maka hal ini tidak ada efeknya
Contoh Kalkulasi
Modifikasi rule
menjadi : • Queue simple add max-limit=20M/20M target=172.16.1.212/32
bucket-size=10
• Kalkulasi
bucket-capacity : – bucket-size=10 & Max-limit=20M – 10 * 20 = 200M •
Dengan
bucket-capacity 200Mbit maka client bisa menyalurkan data 200Mbps tanpa ada
limitasi
– 40Mbps selama
10s (extra 20Mbps selama 10s)
– 100Mbps selama
2.5s (extra 80Mbps selama 2.5s)
– 1Gbps selama
200ms
Contoh Kalkulasi
Max-limit = 20Mbps
+ Bucket-capacity=200M Traffic yang digunakan 40mbps
– #1 20Mbps +
20Mbps - Bucket-Capacity=180M
– #2 20Mbps +
20Mbps - Bucket-Capacity=160M
– #3 20Mbps +
20Mbps - Bucket-Capacity=140M
– #4 20Mbps +
20Mbps - Bucket-Capacity=120M
– #5 20Mbps +
20Mbps - Bucket-Capacity=100M
– #6 20Mbps +
20Mbps - Bucket-Capacity=80M
– #7 20Mbps +
20Mbps - Bucket-Capacity=60M
– #8 20Mbps +
20Mbps - Bucket-Capacity=40M
– #9 20Mbps +
20Mbps - Bucket-Capacity=20M
– #10 20Mbps +
20Mbps - Bucket-Capacity=0
– #11 20Mbps
Contoh 2
Max-limit=1M
bucket-size=2
Bucket-capacity=2M
• Test penggunaan
:– Traffic 2M bisa didapatkan 2 detik
– Traffic 1.5M bisa didapatkan 4 detik
Mengisi Bucket
• Bucket akan
terisi kembali ketika client tidak menggunakan bandwidth atau bandwidth real
yang digunakan dibawah batas maksimal (max-limit).
• Konsep Token
Bucket ini mirip seperti konsep menabung tanpa bunga
Efek Token Bucket
• Efek penggunaan
Token Bucket ini jika diperhatikan mirip juga dengan fungsi Burst yang sudah
ada
• Lalu mana yang
lebih baik, Token Bucket atau Burst ????
Conclusion
• Ketika proses
Token Bucket bisa menggantikan mekanisme Burst yang lama, diharapkan proses
Bandwidth Management menjadi lebih ringan
• Sangat
berpengaruh terutama untuk perangkat Router Mikrotik yang memiliki processor
mid range.
QoS concept
Fungsi untuk
mengukur dan mengontrol komunikasi data (trafik, paket) pada
jaringan, untuk
menghindari overload, atau ada yang memonopoli jaringan,
yang berakibat
pada congestion dan performa jaringan yang buruk.
QoS on RouterOS
jika dibandingkan
dengan merk lainnya
Mengapa?
– Konfigurasi HTB
yang mendalam
– Double
limitation + Burst
– Ada banyak
pilihan dan parameter à packet-mark
Max-limit
Besarnya kapasitas
maksimum yang bisa dicapai oleh user tertentu
HTB
Sebagian besar
implementasi QoS pada RouterOS berdasarkan Hierarchical Token Bucket (HTB)
HTB memungkinkan
kita membuat struktur queue berjenjang dan menentukan relasi antara parent
dengan child, ataupun antar sesama child.
RouterOS v6
mengenal 1 virtual HTBs (global), dan satu di akhir setiap interface
HTB Features
Hirarki – Di
routerOS, kita bisa membuat hingga 8 level hirarki
Grouping
– Kita bisa mengelompokkan beberapa client di
dalam satu parent
– Client yang satu bisa meminjam bandwidth
dari client lainnya, jika dibutuhkan dan tersedia
Tiap leaf queue
bisa memiliki setting yang berbeda. Semua leaf akan dianggap sama, di hirarki
paling bawah
Limit-at
Besarnya kapasitas yang dijamin dapat diterima oleh user tertentu,
selama
bandwidth masih tersedia
Priority
Memberikan
prioritas untuk user tertentu dibanding user lainnya, jika semua
limit-at sudah
terpenuhi.
Queue Parameter
limit-at (CIR)
max-limit (MIR)
burst (threshold, limit, time)
queue type (FIFO, RED, SFQ, PCQ)
parent
Tanpa parent, parameter limit-at dan priority akan
diabaikan.
Tipe Queue
Simple Queue
Queue Tree
Tidak ada komentar:
Posting Komentar